Kelahiran aliran romanitsme. Adalah sebuah respon atas
revolusi industri yang terjadi di Prancis dan kemudian berdampak di Ingris.
Romantisme tidak hanya dapat dilihat melalui literatur, tetapi juga berdampak
pada filosofi, seni, religi, dan politik. Inti dari romantisme terletak pada
imaginasi dan emosi daripada rasionalitas.
Gerakan ini sangat tampak dalam seni dan karya sastra pada
akhit abad 18 dan awal abad 19. Era ini juga disebut sebagai “Poetry ages”,
zaman puitis.
Tak lepas dari revolusi industri, romantisme, tanggapan
masyarakat atas Revolusi Prancis, menjadi latar belakang perubahan pola pikir
masyarakat yang drastis. Masyarakat Inggris yang awalnya berbasis masyarakat
tani menjadi masyarakat industri modern. Hal ini jelas berpengaruh pada pola kehidupan
masyarakatnya. Kekuasaan dan kekayaan awalnya berpusat pada kepemilikan tanah
menjadi kepada penguasaan kapital (modal usaha) dan jumlah pekerja yang bekerja
pada industri tertentu.
Kemudian hal tersebut mempolarisasi masyarakat menjadi dua kelas
ekonomi yaitu borjuis dan proletar, pemilik modal dan pekerja, kaya dan miskin.
Kelas pekerja dalam dunia industri harus bekerja lebih keras dibanding pemilik
modal, sedangkan upah yang diperoleh kelas pekerja sangat minim. Bandingkan
dengan pemilik modal yang mengambil keuntungan lebih dari hasil produksi yang
dihasilkan para pekerja, tanpa perlu bekerja sekeras kelas pekerja, modal
berikut dengan keuntungannya akan masuk ke kantongnya.
Seperti dijelaskan sebelumnya, hal tersebut menimbulkan
kesenjangan sosial. Masyarakat kelas pekerja menjadi teralienasi (dari kata
dasar alien = tidak mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya. Karena tidak
memiliki waktu untuk merefleksikan diri, beristirahat, dan berlibur. Alasannya
jelas, terlalu banyak bekerja dan hidup dengan rutinitas). Singkatnya,
terasing. Terasing dengan dirinya sendiri dan identitas diri. Masyarakat yang
terikat dalam sistem yang menekan inilah yang menimbulkan adanya keinginan
untuk mengeksplorasi diri dan berekspresi.
Penderitaan yang dirasakan masyarakat kelas pekerja, sebut
saja yang miskin dalam sistem ini mengekspresikan kemarahan, kegelisahan,
kelelahan, daya imajinasi, dan seluruh perasaan mereka dengan karya-karya. Pada
zaman tersebut, mereka tidak menyebut dirinya romantis tetapi “the spontaneous overflow of powerful
feelings” (William Wordsworth). Mereka adalah orang-orang yang muak dengan
dunia industri.
Karya-karya yang dihasilakan kurang lebih bertemakan
tentang:
1.
Alam: manusia memiliki relasi yang sangat erat
dengan alam, Eksplorasi keindahan alam,
2.
Imaginasikehidupan yang lebih baik: bukan
pemikiran yang kritis tapi keinginan-keinginan sederhana untuk lepas dari
tekanan dunia industri.
3.
Mistik/ Gothic: hal-hal supranatural, legenda,
dll
4.
Penderitaan tiada akhir: dampak revolusi
industrià
polusi/ pencemaran alam, eksploitasi tenaga manusia dan sumberdaya alam,
pelanggaran nilai-nilai moral.
(hasil berfikir ulang mata kuliah History of English
Literature)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar