Biarkan tapak-tapak kecil menari diujung-ujung bumi. Merasakan
setiap tekstur permukaan yang tidak sama.
Ketika jejaknya disapu angin, tiap liuk-liuk langkah barunya tak kan
hilang arah.
Alam adalah rumah terindah yang memberi pemaknaan sempurna
pada hidup. Maka dengan menjaga keharmonisan, itu cukup. Untuk apa melangkah
terlalu jauh kalau pada akhirnya akan kembali lagi pada cara yang lampau?
Bukankah cara-cara hidup hanya berputar saja... progress
suatu saat akan jadi regress, dan regress bisa saja menjadi progress. Ya,
sejarah memang tidak pernah berulang. Tapi esensi kejadian masih mungkin
terjadi lagi jika manusia tidak pernah mempelajari sejarah-sejarahnya. Siapa
yang tahu manusia salah atau benar jika benar atau salah berubah setiap waktu,
berubah di setiap ruang...
***
Agama
Mencapai kebahagiaan bukan dengan menjalankan setiap
perintah agama. Agama telah menjadi tuhan dan dewa-dewa baru dalam sejarah
manusia. Menjalankan agama
dengan ‘saklek’ tanpa melihat konteks zaman dan budaya menjadi tindakkan bodoh.
Apalagi sampai bertengkar atau menjelek-jelekkan agama lain. Heh, apa kamu
yakin Allah yang Maha Besar bisa disembah dengan satu cara? Apakah Allah
yang Maha segalanya itu punya agama? Lantas tanyakan saja segera, “Tuhan, apa
agama-Mu?”
Sebelum menjadi agama, semua belajar dari cara hidup-cara
hidup yang dianggap mampu menjaga keharmonisan alam. Agama lahir di tempat-tempat yang berbeda
sehingga ia juga memiliki cara-cara berbeda untuk mengucap syukur dan berdoa.
Beda zaman beda cara, kalau budaya dan manusia dinamis, mengapa agama tidak
dinamis dalam penerapannya? Agama dibentuk sudah melalui proses politik
yang panjang dimana secara implisit mengandung kepentingan-kepentingan tertentu.
Jika kamu sangat mempercayai agamamu, pelajari lagi mengapa agamamu lahir dan
bagaimana keadaan sebelum resminya agama. Pahami lagi fungsi agama.
Contohnya Islam, sebelum menjadi agama, sikap hidup
masyarakat yang mempercayai cara hidup muslim memberikan ruang yang lebih adil
terhadap perempuan. Perempuan memiliki hak dan kewajiban yang memberikan ruang ‘gerak’, tidak semata-mata
harus patuh terhadap laki-laki. Pertimbangan perempuan juga memiliki peran
penting dalam pengambilan keputusan.
Contoh lainnya, agama Hindu. Sebelum menjadi agama,
kelas-kelas di masyarakat india tidaklah berdasar ekonomi dan kekuasaan.
Kelas-kelas sebelum agama Hindu di masyarakat India diciptakan karena
masyarakat percaya bahwa untuk membentuk keharmonisan dalam hidup, setiap orang
harus menjalankan apa yang menjadi kewajibannya berdasarkan kemampuan yang
dimiliki. Tidak masalah ia pria atau wanita, semua bisa menjadi pemimpin, bisa
menjadi ahli ekonomi, atau menjadi pekerja. Ibaratnya, keharmonisan tidak dapat
tercipta jika semua orang menjadi kepala. Manusia tidak bisa hidup jika dengan
kepala, ia membutuhkan badan, tangan, dan kaki. Semenjak kedatangan Suku Arya
memalui celah kaiber, bangsa kulit putih yang tinggal nomaden dan merasa diri
paling hebat diantara ras lainnya, membentuk sistem patriarki dan kelas-kelas
sosial berdasar ekonomi dan kekuasaan.
Agama-agama kini menjadi tuhan-tuhan dan manusia merasa
menjadi dewa-dewa baru yang menghakimi bahkan menentukan akhir kehidupan orang
lain atas nama tuhan-tuhan mereka. Lucu. Lucu beda tipis dengan bodoh.
***
Idealisme
Ide-ide yang dipercaya benar menurut setiap insan adalah
relatif dan tidak sama. Manusia-manusia sebaiknya memang memiliki idealisme,
nilai yang dianggap benar. Namun perlu disadari bahwa kebenaran bersifat relatif.
Karena nilai-nilai kebenaran sangat tergantung dari buku yang dibaca, pelajaran
yang di dapatkan, teman sepergaulan, orang tua, keluarga.
Idealisme yang dijadikan prinsip hidup menjadi aneh ketika
tidak luwes. idealisme menjadi prinsip yg luwes maksudnya jangan menelan
mentah-mentah wacana dan ajaran yang kita dapatkan tanpa melalui klarifikasi
dan pemaknaan terhadap diri sendiri dan disesuaikan dengan konteks zamannya.
Pastinya kita tahu bahwa hidup tidak pernah pasti, budaya
selalu bergerak (dinamis), dan pola pikir manusia selalu berubah. Maka itu,
diperlukannya Realistis. Realistis akan membantuk gagasan-gagasan menjadi relevan dengan
konteks sehingga ide-ide tidak menjadi sebatas pikiran dan omongan saja.
Ketika idealisme membuat manusia-manusia menjadi sangat
idealis, bersiap-siap saja untuk menelan ludah sendiri. Jika ingin menjadi
manusia-manusia kamar tanpa memahami realita-realita di kehidupan diluar
buku-buku, silahkan saja menjadi siswa/mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang, kuliah-pulang). Tak
tahu berorganisasi untuk mengasah logika (mengolah ide dan realita menjadi
sebuah solusi dan inovasi), tak tahu hidup orang lain (tak bersosialisasi
dengan segala kalangan), terbelenggu.
Merasa diri
paling benar dan mengucilkan atau menganggap orang lain ‘ga asyik’ karena
idealisme yang berbeda adalah kebiasaan kebanyakkan orang. Seharusnya sadar
bahwa pemahaman orang berbeda-beda, sebelum membenci pemahaman orang lain,
sebaiknya lihat juga latar belakang orang tersebut dan mengapa ia
memperjuangkan nilai yang dianggapnya benar. Yang mengaku terpelajar,
sepertinya paham soal berdialektika. Mengapa tak diterapkan dalam hidup?
Mematikan karakter dan membunuh dengan rajaman pertanyaan-pertanyaan yang
menjatuhkan sama saja bukan membangun pribadi manusia-manusia. Bukankah setiap
manusia berhak menjalani apa yang ia yakini benar sejauh itu tidak merugikan
orang lain?
***
Uang dan Kekuasaan
Untuk yang paling dituhankan, Uang dan Kekuasaan. Mencari
uang untuk mendapatkan kedudukan sehingga memiliki kekuasaan yang lebih dari
yang lain. Uang juga bisa berkuasa atas kasus-kasus tertentu. Bahkan uang dan kekuasaan mampu mengubah
pribadi dan sikap seseorang.
Orang-orang
kebanyakkan memilih mencari uang untuk mendapatkan kebahagiaan-kebahagiaan.
Mengapa mereka bekerja bukan untuk mencari bahagia malah mencari uang? Ini masalah mind set. Kata orang-orang bijak dan
orang-orang tua, “kerjakan apa yang kau sukai, yang kau cintai”. Saya
berasumsi, bahwa kerja untuk menghidupi diri dari kebutuhan yang paling dasar
seperti makan serta memenuhi
kebutuhan akan sandang dan papan, wisata, rohani, juga memenuhi hasrat gaya
hidup. Tidakkah bahagia jika kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi?
Manusia
sangat mungkin menghambakan dirinya pada uang dan kuasa tanpa peduli dengan
manusia-manusia lain keculai lingkaran terkecil di hidupnya: keluarga dekat dan
teman dekat. Sisanya adalah keinginan bersenang-senang, keinginan menguasai,
keinginan ingin memiliki lebih, keinginan-keinginan ego pribadi lain yang mereka
percaya bisa dibeli dengan uang dan uang didapat berbarengan dengan kekuasaan.
Semoga
manusia-manusia yang menghamba pada Uang dan Kuasa itu cepat mati saja. :)
contoh tentang Islam yg anda paparkan hanya dari sisi luar..dan itu pun sisi buruknya mnurut anda...anda pasti orang yg berakal....tapi pernah anda berfikir kenapa wanita tercipta tidak serupa dengan pria? tidak adilkah Sang Maha Adil pencipta jagat raya ini?
BalasHapusmenurut akal saya sih soalnya memang dari fisik dan mental emang dibedakan supaya tetap beda dalam menjalankan kehidupan di dunia..."the equality between men and women" will never bring harmony and balance in life. why? tanyakan saja pada pria normal..ada gak pria yg suka wanita maskulin seutuhnya tanpa klembutan dan kasih seorang wanita sejati? wanita yg tanpa sedikitpun seperti wanita?
read this before make any example of what you know not about. http://m.voa-islam.com//news/article/2012/02/21/17835/bukti-keistimewaan-wanita-dalam-islam/
and this http://muslim.or.id/keluarga/peranan-wanita-dalam-islam.html
thanks for your understanding
http://chillinaris.blogspot.com/2012/06/19-keistimewaan-wanita-dalam-islam.html?m=1