Kuatlah kuat. Kali ini aku harus berkata, "air mata hanya untuk yang lemah dan kalah dengan keadaan". Pelan-pelan pasti berlalu. Pelan-pelan... dan semua pasti akan berlalu.
Hidup yang
tak pernah luput dari masalah ini semakin hari terasa semakin keruh. Keruh
sepekat kali ciliwung yang airnya hitam dan menyengat indera penciuman.
Sebenarnya bisa saja kulakukan segala cara dan menghalalkannya, tapi kutepis
cepat-cepat. Sisi gelap dan terangku bergelut sejenak dalam ruang-ruang penat
di kepalaku. Yah, tak bisa dipungkiri bahwa manusia pasti punya pemikiran jahat
sekecil apapun, tinggal hati nurani dan logika yang bisa menangkisnya.
Terang
mencoba berdamai dengan gelap, ku kerahkan setiap sudut logika diotak, setiap
kekuatan yang menjadi bulir keringat dan letihku usai bekerja, setiap ruang
perasaan di hatiku melihat perjuangan para tukang becak, ibu-ibu yang berjualan
dipasar, orang yang sakit... mereka yang berjuang demi hidup mereka walau dalam
kesusahan yang melampaui apa yang kuhadapi saat ini.