Dalam sinar putih sang surya pagi
Ragaku bergerak selaun detak denyut nadiku
Bersiaplah prajurit, bertarung dengan kenyataan!
Pikiranku pedangku
Mata sebagi tameng
Hati adalah baju baja
Dan akulah prajuritnya!
Dalam teriknya sinar putih setinggi kepala
Terus kubuka mata mencerna
Mereka terkapar dan lapar
Ada juga yang buncit dan megar
Itu yang berdasi dan mobil pribadi
Si berwarna teraniaya dikuras tenaganya
Sama yang kulitnya putih pakai dasi
Padahal ini negeri si warna-warni
Dalam teriknya sinar putih setinggi kepala
Kurentangkan hati mencoba memahami
Rasa-rasa perih dan letih
Dari si sakit yang tak mampu bayar rumah sakit
Dari si sarap yang tak diakui keluarganya
Dari si buruh yang hanya bekerja dan bekerja
Dan si lemah yang terus dianiaya
Pikiranku pedangku
Mata sebagai tameng
Hati adalah baju baja
Dan akulah prajuritnya!
Aku prajurit yang merdeka!
Belajar tidak takut dibungkam penguasa
Setia pada kebenaran dan keadilan
Menjunjung tinggi kedamaian
Aku bertarung dengan kenyataan
Kenyataan yang suka menikam kebenaran
Yang suka menindas keadilan
Yang suka menyandera nurani tiap insan
Aku, Prajurit yang bertarung dengan kenyataan
Hingga surya meredup
Sinarnya dikalahkan malam
Prajurit tak akan gugup
Yogyakarta,
14 Januari 2010