Untuk sahabat yang mengajari aku hidup yang lain: C dan D
Akhirnya aku bisa menertawai diriku sendiri lagi dan mulai merubuhkan benteng-benteng yang tidak sadar terbangun lagi dengan sendirinya. Perjalanan: kesendirian, alam yang begitu megah, dan orang-orang lain yang mampir dan lewat dalam waktu yang singkat seakan teman sejati untuk memaknai diri. Tersadar lagi bahwa kita bukan milik siapa-siapa, karena saat perjalanan orang-orang menggantungkan diri pada sang supir dan kita tak akan pernah tau apa yang terjadi detik selanjutnya. Kawan bicara lalu menjadi seperti malaikat yang datang mengingatkan bahwa hidup ini hanya persinggahan. Kecongkakan dan keangkuhan manusia tiada artinya dalam kegelapan yang belum jelas seperti apa batasnya.
Hidup memang perjalanan yang luar biasa dan membuatku jatuh cinta. Perjalanan-perjalanan adalah guru yang tidak ada di buku-buku pelajaran yang kubaca di bangku perkuliahan. Teori-teori barat yang menghancurkan kemegahan orang nusantara adalah benteng yang dibangun tidak sesuai budaya-budaya di belahan pulau-pulau yang terbatas perairan. Pemahaman yang tak sempurna, menciptakan kesombongan-kesombongan pribadi yang tak lagi peduli pada yang lain. Terima kasih aku diingatkan kembali.
Dalam ketidak pastian dan derita-derita ini kita memang harus panda-pandai menghibur diri. Belajar lagi untuk tidak marah ketika dibilang 'orang gila'. Karena ternyata menjadi orang yang jujur dan mau menerima kenyataan itu sulit, mungkin kita perlu juga berguru pada orang yang dianggap gila.
Tiba-tiba aku ingin bertemu, ada rindu untuk bicara dari hati ke hati tanpa menipu diri. Pandai-pandai melihat siapa kawan dan siapa kawan yang sebenarnya lawan. Tak cukup logika, tapi juga hati, dan kekuatan manusia yang hampir semua orang tidak mempercayainya perlu diolah lagi.
Sementara lagu dangdut diputarkan dalam bis, lirik-lirik sendu yang mengingatkanku pada sakitnya hati yang telah lalu. Dalam hati sangat menyesal. Sangat menyesal. Atas kesalahan dan kebodohan yang telah kubuat. Letih langkahku dan terasa berat, tapi kemarin ku telah menguatkan lagi aku untuk selalu berfikir sebelum bertindak agar tetap 'hidup'. Bicara dari hati ke hati, agar api terkecil dalam diri untuk berbuat baik tidak mati.
Matahari mulai terbenam, dan akhirnya gelap. Sebelum terlambat, terima kasih kuucapkan sebanyak-banyaknya. Maaf atas janji yang sempat tak ditepati, semoga niat yang baik akan terus menyala dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar