Minggu, 02 Mei 2010

Tentang kasih


Bicara tentang kasih, eits… ini bukan bicara cinta…

Mengutip 1 Kor 13: 4- 7 tentang kasih. “Kasih: Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidak adilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.“


Aku mungkin belum bisa mengasihi. Aku masik kekanak-kanakan, sebenarnya aku sadar bahwa diusia 18 tahun ini aku sudah tidak sepatutnya dan sepantasnya berpikiran dan bertindak seperti anak-anak. Tetapi aku ingin belajar untuk mengasihi seperti apa yang tertulis dalam ayat tersebut karena menurutku itu adalah sebuah gambaran kasih yang sempurna. Aku ingin memaknai hidupku secara dewasa. Aku mau melakukan dan memberikan kasih secara dewasa. Karena sekarang aku hidup dalam realita hidup yang renta akan kasih, kasih yang sesungguhnya.

Kasih itu sabar, murah hati, dan tidak cemburu. Sabar, jangan asal ‘hajar bleh’. Menurutku kasih itu juga sebuah proses, jadi biarlah kasih itu berproses terlebih dahulu. Mau menunggu dan mampu mengalahkan rasa cemburu. Karena cemburu hanyalah sebuah perasaan iri dan posesif. Iri karena perhatian orang yang dikasihi tidak focus kepada ‘saya’ dan menjadi egois, hanya memikirkan perasaan sendiri, kesenangan, juga kebahagiaan sendiri, semua focus pada diri sendiri. Sabar, pikir dulu sebelum bertindak, jangan jadi reaktif. Masih banyak hal yang lebih penting dibanding dengan perasaan untuk selalu diperhatikan. Hidup bukan hanya untuk memusatkan perhatian pada diri sendiri, tidak usah mendramatisasi perasaan. Orang yang kita kasihi juga punya ‘dunia lain’ diluar saya dan dia. Biarkan saya dan dia masing-masing berproses menyelesaikan masalah sendiri, dan jika memang sudah tidak bisa diselesaikan sendiri barulah saling membantu. Jangan biarkan orang yang kamu kasihi bergantung padamu, karena dengan begitu dia tidak akan merdeka dan tidak menjadi dewasa. Bersabarlah, karena untuk menjadi dewasa dalam berpikir dan bertindak butuh waktu. Dengan kemurahan hati untuk sedikit bersabar hingga dia mengerti tentang kasih dengan sendirinya.

Kasih itu tidak memegahkan diri; ia tidak sombong, tidak melakukan hal yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan sendiri. Kasih itu tulus, tidak mengaggap diri paling bijaksana dan tidak meremehkan mereka yang sedang belajar meraba arti kasih. Jika orang yang kau kasihi menyakiti kamu, jangan berteriak-teriak dihadapannya, berilah dia sedikit waktu untuk berfikir, merefleksikan apa yang sudah dilakukannya terhadapmu, dan introspeksi diri untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Bukan menjejalinya dengan perkataan dan nasihat, tapi berikan dan hadapkan dia pada kasih yang tidak hanya ada ketika senang-senang saja. Kasih selalu ada saat suka maupun duka, saat susah maupun senang. Kasih tidak egois, karena kasih itu memberi dan tidak mengharapkan kembali. Kasih hanya mnginginkan orang yang dikasihi menjadi lebih baik dan menjadi yang terbaik dari dirinya.

Kasih tidak marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Bukan melalui amarah, kasih selalu memberikan uluran tangan ketika melakukan kesalahan. Ia dengan tulus dan ikhlas hati memaafkan kesalahan orang yang telah menyakitinya. Kasih memberikan solusi dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri. Kasih tidak mendendam, kasih memberikan pelajaran karena setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Bantulah orang yang kita kasihi itu untuk mau mengubah kesalahannya, bukan memaklumi kesalahan, karena kasih itu memperbaiki, membuat orang yang kita kasihi sempurna. Dengan ketidak-sempurnaannya, itu akan hilang dengan sendirinya karena kasih akan mengajarinya menjadi sempurna.
Kasih tidak bersuka-cita atas ketidak-adilan tapi karena kebenaran. Berbahagia atas terungkapnya kebenaran dan mau mengakui kesalahan. Kasih berlaku adil, memberikan apa yang kau butuhkan dan juga harus memberikan orang yang kau kasihi butuhkan. Kasih itu seimbang, tidak berat sebelah, sama porsinya, karena ketika porsinya berat sebelah akan menjadi tidak adil.

Ia menutupi segala sesuatu, mempercayai segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan menaggung segala sesuatu. Kasih akan menutupi ketidak-sempurnaan manusia menjadi sempurna. Keulusan untuk memberi itulah hal terpenting. Kasih itu percaya bahwa apa yang ia berikan akan berkembang dalam hati orang yang dikasihi, karena ketulusan hati mampu menyentuh ego yang besar agar mau memahami orang lain juga, tidak hanya mau dipahami, tetapi juga mau memahami. Kasih mengharapkan yang terbaik bagi orang-orang yang dikasihi, bagi semua orang yang dikenal dan ditemui. Kasih mengharapkan adanya keadilan, kejujuran, dan ketulusan bagi sesame. Kasinh mengharapkan suatu saat kedamaian akan datang pada saat yang tepat dengan berpasrah, tetapi bukan berarti tidak melakukan apa-apa, tetap berusaha memberikan yang terbaik. Kasih itu bertanggung jawab, bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat. Bertanggung jawab atas apa yang telah diucapkan. Kasih berani menambil keputusan beserta segala resiko dan kemungkinan terbaiknya tanpa menjadi rendah diri atau sombong.

Aku mau belajar mengasihi dengan tulus, ikhlas, jujur, dan adil. Aku ingin berbagi kasih terhadap sesame dan membangun situasi dan kondisi dunia yang lebih baik. Karena hanya dengan kasih dan usaha yang terbaik, tujuan hidupku akan menjadi kenyataan.


Yogyakarta, 1 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar