Rabu, 18 November 2015

Perjalanan Pagi di Gunung Putri

Matahari telah menyingsing. Dalam kesunyian pagi di jalanan terlihat dua petani jahe menundukkan kepalanya. Mereka terlihat sedih dan sekali mengusap mata mereka.


Menyedihkan pemandangan pagi yang katanya cerah. Namun seketika setelah melihat dua petani jahe tadi, seluruh keindahan menjadi buram. Akankah nasib pemelihara makanan kita akan semiris itu?

Walaupun mereka bilang bahwa kita selalu butuh segala lapisan untuk menjaga keberlangsugan hidup, apakah mereka harus sesuah itu?

Pagi ini terus terngiang wajah sedih mereka karena aku tidak tahu harus berbuat apa. Sementara dikejar waktu karena harus datang ke kantor tepat waktu, sakit wajah mereka masih terasa pedih di dada. Dan saya tidak bisa berbuat apa-apa. Menyakitkan. Ketidakberdayaan adalah menyakitkan. Rasa kasihan tanpa ketidak mampuan adalah sakit yang memilukan.

Matahari telah meninggi, dan masih terasa pedih didada.

Gunung putri
7.49 am