Senin, 14 Mei 2012

Lagi

Terserak lagi, tercecer lagi
Dikumpulkan satu-satu

Melalui jalan-jalan baru
Yang belum terinjak
Pelan-pelan, hati-hati
agar tidak jatuh lagi

Kalau waktu mungkin kupungut kembali
Semudah melukai...

Mulai lagi...

Romantisme

Kelahiran aliran romanitsme. Adalah sebuah respon atas revolusi industri yang terjadi di Prancis dan kemudian berdampak di Ingris. Romantisme tidak hanya dapat dilihat melalui literatur, tetapi juga berdampak pada filosofi, seni, religi, dan politik. Inti dari romantisme terletak pada imaginasi dan emosi daripada rasionalitas.

Gerakan ini sangat tampak dalam seni dan karya sastra pada akhit abad 18 dan awal abad 19. Era ini juga disebut sebagai “Poetry ages”, zaman puitis.

Tak lepas dari revolusi industri, romantisme, tanggapan masyarakat atas Revolusi Prancis, menjadi latar belakang perubahan pola pikir masyarakat yang drastis. Masyarakat Inggris yang awalnya berbasis masyarakat tani menjadi masyarakat industri modern. Hal ini jelas berpengaruh pada pola kehidupan masyarakatnya. Kekuasaan dan kekayaan awalnya berpusat pada kepemilikan tanah menjadi kepada penguasaan kapital (modal usaha) dan jumlah pekerja yang bekerja pada industri tertentu.

Kemudian hal tersebut mempolarisasi masyarakat menjadi dua kelas ekonomi yaitu borjuis dan proletar, pemilik modal dan pekerja, kaya dan miskin. Kelas pekerja dalam dunia industri harus bekerja lebih keras dibanding pemilik modal, sedangkan upah yang diperoleh kelas pekerja sangat minim. Bandingkan dengan pemilik modal yang mengambil keuntungan lebih dari hasil produksi yang dihasilkan para pekerja, tanpa perlu bekerja sekeras kelas pekerja, modal berikut dengan keuntungannya akan masuk ke kantongnya.

Seperti dijelaskan sebelumnya, hal tersebut menimbulkan kesenjangan sosial. Masyarakat kelas pekerja menjadi teralienasi (dari kata dasar alien = tidak mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya. Karena tidak memiliki waktu untuk merefleksikan diri, beristirahat, dan berlibur. Alasannya jelas, terlalu banyak bekerja dan hidup dengan rutinitas). Singkatnya, terasing. Terasing dengan dirinya sendiri dan identitas diri. Masyarakat yang terikat dalam sistem yang menekan inilah yang menimbulkan adanya keinginan untuk mengeksplorasi diri dan berekspresi.

Penderitaan yang dirasakan masyarakat kelas pekerja, sebut saja yang miskin dalam sistem ini mengekspresikan kemarahan, kegelisahan, kelelahan, daya imajinasi, dan seluruh perasaan mereka dengan karya-karya. Pada zaman tersebut, mereka tidak menyebut dirinya romantis tetapi “the spontaneous overflow of powerful feelings” (William Wordsworth). Mereka adalah orang-orang yang muak dengan dunia industri.

Karya-karya yang dihasilakan kurang lebih bertemakan tentang:
1.       Alam: manusia memiliki relasi yang sangat erat dengan alam, Eksplorasi keindahan alam,
2.       Imaginasikehidupan yang lebih baik: bukan pemikiran yang kritis tapi keinginan-keinginan sederhana untuk lepas dari tekanan dunia industri.
3.       Mistik/ Gothic: hal-hal supranatural, legenda, dll
4.       Penderitaan tiada akhir: dampak revolusi industrià polusi/ pencemaran alam, eksploitasi tenaga manusia dan sumberdaya alam, pelanggaran nilai-nilai moral.

(hasil berfikir ulang mata kuliah History of English Literature)