Senin, 10 Desember 2012

Perjalanan dalam Cerita #2


Bicara perjalanan lagi, perjalanan adalah sebuah pencarian. Pencarian ketenangan hati; rasa damai. Sebab rasa damai kadang bisa ditemui dalam sebuah sepi dalam keramaian jalanan. Tenang pun dapat merasuk ke jiwa yang paling sudut ,di ujung-ujung kepalsuan diri. Dalam perjalanan kita tidak perlu menjadi siapa atau berpura-pura menjadi apa. Kadang dialog-dialog yang mendalam tercipta antara hati (perasaan) dan otak (logika) sambil melihat wajah-wajah tiap kota yang dilewati. Juga menikmati udara yang lain di permukaan bumi yang lain.

Perjalanan seorang diri membuat saya mampu menikmati setiap detik yang indah: jantung masih berdetak, paru-paru masih bekerja menarik dan menghembuskan nafas, mata masih diberi penglihatan akan perbedaan tiap-tiap daerah yang dilalui, dan kaki masih diizinkan melangkah. Bertegur sapa dengan orang yang duduk disebelah kanan-kiri, berbagi cerita dan pengalaman hidup. Hidup mereka yang keras, hidupku yang sedang keras, dan wejangan-wejangan dari mereka yang tahu lebih dulu tentang pahit asinnya hidup. Matur nuwun Gusti Pangeran.

Saya memang jatuh cinta pada perjalanan dan manusia. Tapi saya juga tidak bisa memungkiri bahwa sewaktu-waktu saya rindu rumah dan butuh pulang. Perjalanan jauh itu kadang melelahkan. Mungkin sangat mengasyikkan bagi mereka yang memiliki prinsip “rumah saya dimana-mana selama beratapkan langit beralaskan tanah”. Mereka bisa menikmati perjalanan tanpa khawatir adanya siksaan yang bernama ‘rindu rumah’.

Dimana ada perjalanan, pasti meninggalkan rumah. Kecuali kalau kau keong, siput, kura-kura, atau penyu yang bisa membawa rumah kemana-mana ia mau. Saat ini adalah saat untuk melakukan perjalanan. Hanya saja kerap kali aku merindukan rumahku yang kutitipkan agar ia tetap terjaga keindahan serta kesehatannya.

Orang pecinta perjalanan identik dengan pengelana. Saya bukan pengelana yang melulu mencintai dan terus jatuh cinta pada perjalanan. Saya yakin suatu saat pasti saya akan senang berada di rumah dalam waktu yang tak terbatas. Hanya saja sekarang saya masih ingin berkelana hingga saatnya tiba untuk benar-benar pulang ke rumah. Jika sudah pulang nanti, saya akan mengajakmu untuk melakukan perjalanan bersama-sama, itu pun kalau kau suka. Tidak menutup kemungkinan juga kalau aku menemukan rumah lain dalam perjalanan atau rumah saya yang dulu dihuni orang ang lebih mampu menjaganya dengan baik.


Sudah larut, sebaiknya istirahat dulu. Tidak ada lagi rokok dan mulai mengurangi minum kopi. Hanya ingin hidup dengan pola yang lebih sehat. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar