Kamis, 13 Desember 2012

Repot menjadi Orang (yang dianggap) Dewasa #2

"Kalau sudah lulus nanti mau kerja apa, mbak?"
     "Mbuh, ga tau, ma, mau kerja apa... paling masih di dunia tour dan travel"
"Kan sebentar lagi kamu lulus, kalau sudah kerja mapan kamu yang biayain adikmu kuliah ya?"
     "Akkk.... (tersedak) Iya, ma..."

Memang setiap mausia yang lahir ke dunia ini punya tanggung jawab bawaan yang kadang bisa juga disebut takdir. Takdir anak pertama, selalu menjadi tulang punggung keluarga ketika kepala keluarga sudah tidak bisa menopang sendirian, harus bisa mencontohkan yang baik untuk adik-adiknya.

Takdir hidup memang tidak bisa dielakkan. Seiring dengan bertambahnya usia, beban yang ditanggung makin terasa saja. Masalah makin kompleks dan pemaknaan terhadap sesuatu menjadi lebih rumit. Satu hal yang bisa dilakukan untuk takdir: dijalani dengan tulus dan ikhlas. Saya masih percaya bahwa Sang Pencipta akan membukakan jalan bagi segala makhluk. Pasti ada jalan untuk mencapai kebahagiaan suatu saat nanti. Kuncinya: Berusaha dan Percaya bahwa roda hidup masih dan akan terus berputar.

Mau menangis dan merengek-rengek lagi untuk menjadi anak kecil lagi bukanlah jalan yang logis, jadi tetaplah saja melangkah. Kalau lelah berjalan cepat, berhenti dan istirahat saja sejenak. Ah, sudah cukup dulu istirahatnya kali ini.... mari berjalan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar