Selasa, 19 Juni 2012

Akulah Prajuritnya


Dalam sinar putih sang surya pagi
Ragaku bergerak selaun detak denyut nadiku

Bersiaplah prajurit, bertarung dengan kenyataan!

Pikiranku pedangku
Mata sebagi tameng
Hati adalah baju baja
Dan akulah prajuritnya!

Dalam teriknya sinar putih setinggi kepala
Terus kubuka mata mencerna
Mereka terkapar dan lapar
Ada juga yang buncit dan megar
Itu yang berdasi dan mobil pribadi
Si berwarna teraniaya dikuras tenaganya
Sama yang kulitnya putih pakai dasi
Padahal ini negeri si warna-warni

Dalam teriknya sinar putih setinggi kepala
Kurentangkan hati mencoba memahami
Rasa-rasa perih dan letih
Dari si sakit yang tak mampu bayar rumah sakit
Dari si sarap yang tak diakui keluarganya
Dari si buruh yang hanya bekerja dan bekerja
Dan si lemah yang terus dianiaya

Pikiranku pedangku
Mata sebagai tameng
Hati adalah baju baja
Dan akulah prajuritnya!

Aku prajurit yang merdeka!
Belajar tidak takut dibungkam penguasa
Setia pada kebenaran dan keadilan
Menjunjung tinggi kedamaian

Aku bertarung dengan kenyataan
Kenyataan yang suka menikam kebenaran
Yang suka menindas keadilan
Yang suka menyandera nurani tiap insan

Aku, Prajurit yang bertarung dengan kenyataan
Hingga surya meredup
Sinarnya dikalahkan malam
Prajurit tak akan gugup                                                                              
                                                                                                                 Yogyakarta, 14 Januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar